Langsung ke konten utama

Hujan pun Tahu

Kalau kata Adi, "Langit pun tau." Tapi kataku untuk keadaan saat ini tu, "Hujan pun tau."

Ya, hujan pun tau kalau kita semua mati-matian dan bela-belain latian demi mencapai hasil yang maksimal. Banyak banget kejadian buruk yang terjadi. Mulai dari telat daftar dan surat pendaftaran yang terus-menerus disalahkan oleh pihak-pihak berwajib, hingga kecelakaan yang menimpa beberapa dari kami.

Lalu apa yang kami dapatkan dari semua pengorbanan itu? Nothing! Like Taylor Swift said that we were never ever ever getting "THAT" together. (tak ganti ya liriknya :P) Di saat yang sama, hujan turun semakin deras dan deras. Seperti hati kami yang juga menangis karena kekalahan ini.

Terlalu banyak pengorbanan yang kami berikan, hingga menjatuhkan semua nilai di bidang akademik kami. Perlu sebesar apa lagi hingga kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan? Apakah kami harus membangkang dari nasihat orang tua kami yang sudah jenuh memerintahkan kami KELUAR dari apa yang kami ikuti? Haruskah kita tidak memedulikan masa depan kami yang jelas-jelas jauh dari apa yang kami ikuti?

Apa Hujan tau apa yang kami harus lakukan? Hujan pun tau eh.
Seperti hujan yang turun dengan deras, mereka tidak memerhatikan apa yang terjadi di bawahnya. Jika mereka ingin jatuh dari kantung awannya, maka mereka akan jatuh dengan bebas. Kita mungkin harus meniru hujan. Tak memperhatikan apa yang mereka katakan. Tetap berjalan sesuai hati dan apa yang kita inginkan. Egois! Memang.

Komentar

  1. Dinaaaa,sumpah aku suka banget sam tulisan-tulisan mu di blogmu ini XD Keren banget!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paus Biru

"Kebanyakan paus berkomunikasi melalui " Nyanyian Paus " dengan frekuensi 10-39 Hz. Namun PAUS BIRU hanya mampu bernyanyi pada frekuensi 52 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa tak akan ada paus lain yang bisa mendengar panggilan Si Paus Biru bahkan untuk mengetahui keberadaannya. Begitu pula Si Paus Biru, yang tak akan menyadari bahwa Ia sebenarnya tak SENDIRIAN ." Pernah merasa sepi di tengah keramaian? Merasa sunyi diantara hiruk pikuk? Merasa sendiri diantara orang-orang? Suatu saat aku berada dalam sebuah situasi, di mana aku harus kembali menyesuaikan diri karena itu bukan lingkungan asliku. Mencoba menyamai dengan segala usaha agar aku terlihat sama. Tertawa ketika lucu, menangis ketika sedih, dan mengekspresikan hal lain sesuai kodratnya. Namun pada akhirnya aku kembali tersadar,  aku hanya Si PAUS BIRU. Bernyanyi sendiri dalam frekuensiku. Mencoba memanggil paus lain yang tentu tak akan mendengar nyanyianku. Ketika bertemu hanya saling menatap dan me...

Balada Surat Cinta

" naemameulppaeseungeudae ..... " (Shinee-bodyguard) Suara alarm di ponselku berbunyi kencang. Kuambil ponsel dan kulihat, "Masih jam 5," batinku. Aku terduduk sambil mengumpulkan nyawa. Mataku masih seperempat terbuka. Pagi ini aku begitu lelah untuk bangun. Pasti ini imbas dari semalam -_-. Semalam aku lembur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas MOS. Mana tugasnya neko-neko pula. Dari yang suruh nyari makanan dengan inisial aneh sampai membuat surat cinta untuk kakak panitia. Mana harus kakak panitia lawan jenis, pakai bahasa Jawa pula. Oh.em.jong!! Rempong deh! Dari sekian tugas aku paling dodol kalau disuruh bikin surat-suratan. Baik itu surat pribadi, surat dinas, apalagi surat cinta. Aku stress berat. Hampir 1 jam aku cuma bolak-balik kertas HVS sambil mikir, "Nulis apa???" Hampir saja aku menyerah, kalau saja sahabatku (Uterr) tidak sms. Dia bertanya beberapa soal untuk tugas MOSnya. Karena aku sudah membantunya tak ada salahnya kalau aku j...

Mengejar Mas-Mas : Perjuangan Masih Berlanjut

Lanjutan dari postingan yang lalu..... Kamis 7 Oktober 2010, Awalnya perasaan ini hanya kubiarkan begitu saja. Lama-lama jadi kepikiran mulu. "Aku mau ke SMA 1!" dengan cuek aku bilang kayak gitu di depan Uterr ma Dea. Trus Uterr bilang, "Ngapa e Din?" "Gak tau aku cuma mau kesana aja!" tak jawab gitu. Njuk "Biasanya feeling menandakan sesuatu lo! Coba tak tanyak Fani (temen sd nya Uterr yg se SMA sama Mas-Mas)!" Dan akhirnya gak ada jawaban apa-apa dengan feeling ku hari itu. Jum'at 8 Oktober 2010, Sepulang sekolah aku ma Dea berniat cari kado buat Uterr. Kita jalan deh ke Galeria. Hampir satu jam kita kesana kemari dan akhirnya kita pun balik ke sekolah. Sampek sekolah, aku ma Dea berniat mau sholat. Kita jalan ke mushola, tau-tau ada banyak anak tonti. Karena Dea anak tonti yg males, kita balik ke kelas. Tapi nyampe kelas Niken bilang, "Din, ada mas-mas lo!" "Bener po?" aku nanya gak yakin. "Iya din! Sumpah!"....