Sudah berapa ratus purnama aku tidak berkeluh kesah soal cinta di sini? Hahaha. Mengingat umur yang sudah tidak lagi muda membuatku canggung jika bicara soal cinta. Yah.. I am at late 20s and if I still speak about shallow love, people will laugh at me. It is not the right time aja rasanya. But around a month or less, may be, suddenly I think about him again. Who is him?
He is not somebody that I have ever talked about him earlier. He definitely does not ever appear in my blog but I always talk about him in twitter. So some of you (if you still read my story here), may be will know who he is. Someone who I called as "Anak Pak Rete".
Mungkin karena dia laki-laki terakhir yang berhasil menyentuh sisi lain hatiku, ketika aku sudah berusaha mati-matian untuk mengabaikan soal perasaan ke lawan jenis. Tapi perilakunya membuat pertahananku seketika runtuh dan hancur. Di saat yang sama, dia tiba-tiba menjauh. Entah karena aku yang sempat salah merespon chatnya, atau memang dia sadar dan tidak ingin membuatku jatuh lebih dalam. Sayangnya, prosesnya pergi yang begitu saja membuat isi kepalaku terus bertanya-tanya hingga detik ini. Sejak 2019 dan terus menerus berlanjut hingga 2023.
Sinyal positif? Bisa saja aku asumsikan ada sinyal positif kala itu, lalu apa yang membuatnya menghilang? Lagi-lagi aku ditinggal. Sudah berapa banyak orang yang meninggalkanku ya? hahaha. Inilah yang membuatku anti pati jika membicarakan perasaan, tidak pernah ada yang berhasil dan hanya meninggalkan luka. Tapi aku selalu jatuh ke dalam lubang yang sama berkali-kali. Tulus pun bersenandung, "Si hati rapuh tantang wahana. oh lagi-lagi." Iya, itu aku.
Sekiranya sempat, apa bisa kita bertemu sejenak? Mengobrol santai saja. Bertanya kabar dan mungkin ada hal yang ingin kamu sampaikan. Entah dirimu yang sudah sukses atau menemukan tambatan hati baru. Setidaknya... ijinkan aku menemukan kejelasan agar bisa kembali berjalan tanpa menengok yang ada di belakang.
Komentar
Posting Komentar