Hi! Apa kabar? Sudah dua ratus lima hari di dua ribu dua puluh tiga dan aku masih bernasip sama dengan hari pertama di tahun ini. Air mata rasanya sudah habis, bahkan perasaan ingin menangis ini tidak bisa tertuang dengan sempurna. Seperti ada yang menahan, aku tidak bisa menangis lagi. Jadi, apa yang mau diceritakan hari ini?
Satu per satu pergi. Sejatinya manusia terlahir memang untuk menjadi sendiri, toh di alam kubur juga nanti akan sendirian. Tapi ternyata menjadi sendiri di dunia itu sulit. Tidak secara harfiah sendiri sih, masih ada keluarga dan teman yang bisa dikontak. Hanya saja beberapa hari ini semua yang kucoba dikomunikasikan berhenti begitu saja. Rasa akrab yang dulu selalu ada perlahan hilang. Kita sudah berbeda frekuensi. Sad but truth.
Berkali-kali aku ada di posisi berbeda pemahaman dengan si empunya topik pembicaraan. Ketika yang lain merasakan hal yang sama, aku tidak. Aku belum bisa mengiyakan apa yang menjadi topik itu karena aku belum pernah berada di posisi yang mereka bicarakan. Kita sudah berbeda posisi. Sesederhana itu.
Tidak ada yang salah di sini, topik kalian, pun aku yang merasa tidak bisa menerima. Semua terjadi juga karena alasan yang konkret. Pada akhirnya tinggal salah satu saja yang mengalah. Mengingat sebuah hubungan tentu harus dijaga dengan memberi dan menerima. Mungkin hari ini aku memang harus menerima. Entah sampai kapan. Semoga kita tetap baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar