Langsung ke konten utama

Nganggur? Bukan. Self Healing kok

"Welcome to the jungle!" 
Begitu kata mereka yang sudah terlebih dahulu lulus. Aku tahu betul bagaimana dunia setelah kuliah. Kakakku sempat melewati masa gila itu, bersamaku yang kala itu masih menikmati masa-masa kuliah. Aku tidak peduli. Iya setidak peduli itu aku akan hal yang akan kutemui di depan. Pikirku, setelah lulus ini aku ingin melakukan beberapa hal yang aku sukai. Menganggur? Bukan. Memberikan waktu bagi jiwa dan raga untuk menyembuhkan dirinya. It is a time for healing. That was what I said.

Selang beberapa hari setelah wisuda, aku mulai menyusun hal-hal baru yang ingin kulakukan. Sekaligus mencari jalan yang tepat untuk aku lalui. Berdiskusi dengan kawan lama, membaca beberapa buku dan berakhir dengan sebuah keputusan kasar, "Kayaknya mau nerusin sekolah aja. Kalo bisa sih ke luar negeri." Oke, itu poin pertama. Selanjutnya ada sebuah keinginan kecil yang tahun lalu sempat aku tulis, yaitu "Kembali ke Abu Dhabi." Ini poin kedua. Rasa-rasanya jika kedua poin itu belum terlaksana aku tidak akan memulai kehidupan baruku. Bahkan menjamah dunia kerja. Dasar aku!

Selama masa healing ini, aku benar-benar melakukan semua hal yang aku inginkan tanpa terkecuali. Konsep "You only live once" benar-benar aku terapkan dengan sebaik-baiknya. Aku mulai membaca semua buku yang belum sempat terbaca, menambah bacaan berbahasa Inggris, latihan merajut, latihan menggambar, meningkatkan skill desain secara otodidak, les IELTS untuk mendukung poin pertama keputusanku, pergi ke Semarang sendiri dengan bus untuk pertama kalinya, naik kereta ekonomi ke Jakarta sendirian, berkeliling kota Yogya tak tentu arah, dan hal-hal remeh temeh lainnya.

Ketika beberapa teman seperjuangan sudah mulai melangkahkan kaki mereka di dunia barunya, dan aku yang masih berkutat dengan kalimat "SELF HEALING", apa tidak insecure? Oh tentu insecure. Haha. Untungnya, untungnya yaa.. aku sudah mengalami yang namanya ,"God will guide you in Its own Way." Entah mengapa aku justru tidak se-insecure kebanyakan orang. Memang rasa iri yang merembet hingga merasa tidak berguna itu ada, tapi dalam hati kecilku ada sebuah keyakinan bahwa semua akan berlalu. Setiap manusia memiliki timeline nya masing-masing. Entah itu besok, lusa, atau mungkin tahun depannya lagi. Kita tidak tahu. Untuk saat ini yang aku lakukan hanya menchecklist hal-hal absurdku dan menunggu apa yang akan terjadi esok. Iya.. hanya menunggu. Karena menurutku Tuhan lebih tahu.

Teruntuk kalian yang tidak sengaja menemukan postingan ini, daripada merutuki diri dan merasa tidak berguna karena terus gagal, cobalah tersenyum. Lakukan hal-hal sederhana yang sekiranya belum pernah kalian lakukan, atau hal-hal yang hanya terbesit di kepala kalian. Bukan untuk melupakan kegagalan itu, tapi untuk menyembuhkan hati kalian. Aku tidak ahli dalam urusan memperbaiki kegagalan, tapi yang aku tau selepas gagal ada hati yang terluka. Maka sembuhkanlah. Bahkan mencorat-coret tembok bisa jadi hal yang sangat menyenangkan. Berlarian di jalanan kampung sambil menggegam seplastik es teh juga bisa. Lakukan hal-hal absurd yang membuatmu bahagia. Agar gagalmu sembuh dan kamu bisa memasang kekuatan lagi untuk melawan dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salahmu Sendiri

Rasanya seperti sudah terlalu lama berlari. Entah ini bisa disebut dengan berlari atau hanya jalan santai. But I tried. I tried a lot of things. But may be not that many juga sih. Banyak hal yang ujung-ujungnya diisi dengan sebuah ucapan, "salahmu sendiri sih". Mungkin aku tidak berlari sekuat yang lain, mungkin aku tidak berjuang sekeras yang lain, dan mungkin memang usahaku tidak pernah sebanding dengan yang lain. Jadi mengapa harus terus dibandingkan? Justru itu. Justru karena aku paham dengan konsep bahwa kesuksesan & kebahagiaan setiap manusia pasti selalu diliputi pengorbanan yang besar, membuatku terus menerus menekan diri sendiri. Merasa semua salah letaknya di diri ini. Tidak ada yang bisa dimaki kecuali diri sendiri. Dan perlahan semuanya terasa sesak. Untungnya masih ada beberapa tangan yang bisa diraih meski hanya sebentar. Lalu aku bisa kembali tersenyum barang sejenak dan melanjutkan hidup seperti biasanya. Dari semua perjalanan yang kualami, insecure menjad...

Balada Surat Cinta

" naemameulppaeseungeudae ..... " (Shinee-bodyguard) Suara alarm di ponselku berbunyi kencang. Kuambil ponsel dan kulihat, "Masih jam 5," batinku. Aku terduduk sambil mengumpulkan nyawa. Mataku masih seperempat terbuka. Pagi ini aku begitu lelah untuk bangun. Pasti ini imbas dari semalam -_-. Semalam aku lembur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas MOS. Mana tugasnya neko-neko pula. Dari yang suruh nyari makanan dengan inisial aneh sampai membuat surat cinta untuk kakak panitia. Mana harus kakak panitia lawan jenis, pakai bahasa Jawa pula. Oh.em.jong!! Rempong deh! Dari sekian tugas aku paling dodol kalau disuruh bikin surat-suratan. Baik itu surat pribadi, surat dinas, apalagi surat cinta. Aku stress berat. Hampir 1 jam aku cuma bolak-balik kertas HVS sambil mikir, "Nulis apa???" Hampir saja aku menyerah, kalau saja sahabatku (Uterr) tidak sms. Dia bertanya beberapa soal untuk tugas MOSnya. Karena aku sudah membantunya tak ada salahnya kalau aku j...

Percakapanku dengan Tuhan

Senin, 15 Desember 2014 19:20 Udara malam masuk melalui ventilasi jendela kamarku. Dingin ini membuatku terdiam. Masih dalam mukenaku, aku hanya duduk menghadap barat. Aku ragu untuk mulai berkata. Hanya saja ini penting untuk disampaikan, aku pun mulai membuka mulutku.... Aku : Ehhmm..... permisi. Maaf aku mengganggu lagi. Hanya saja, aku kembali menemui beberapa kebimbangan. Mungkin saja Engkau bisa membantuku meringankan. Cukup dengarkan, tak usah Kau jawab. Dia : . . . (sunyi) Aku : Entah mengapa perasaanku jadi kacau seperti ini. Bukankah seharusnya ketika seseorang memberi semangat kepadamu justru kita akan merasa bersemangat? Seharusnya kita lebih berusaha untuk melakukan suatu hal dengan sangat maksimal dari semangat mereka. Tapi aku aneh! Semangat-semangat mereka malah sedikit memberiku beban. Aku seperti harus benar-benar mewujudkan apa yang aku inginkan dari semangat itu. Aku mau... bahkan sangat mau mewujudkannya. Tetapi.... sah-sah sajakan aku memikirkan k...