Langsung ke konten utama

Ocehan Malam Ini

Kamis, 25 Februari 2016 pukul 19.48.

"But are we all lost star, trying to light up the dark?" -Lost Star, Adam Levine-

Penat rasanya kepalaku ini. Nyaris mendidih memikirkan segala bentuk permasalahan yang sebenarnya bukan masalah yang terlalu berat dan tak harus dipikirkan juga. Masih berputar dan mencoba memasukkan apa itu peptida, asam amino, zwitter ion, kovalen, non kovalen, hemoglobin, dan kawan-kawannya yang begitu menguras energi tapi tak kunjung membuat bobot badan ini berkurang. Adanya rasa lapar yang justru bertambah seiring berjalannya waktu. "Haaaahhhhh!!!!!" Kututup rapat segala catatan tengtang semua permasalahan itu. Sejenak khilaf bahwa besok ujian sisipan pertama mata kuliah tiga sks itu. Selesai satu masalah, masih ada presentasi acara 3 praktikum mikrobiologi dan laporan yang menunggu dan harus ditulis tangan. Begah bukan hanya untuk perut, tapu kini kepalaku. BEGAH!!!!!

Ketika segalanya kutuang dalam balutan kata-kata di blog pribadi ini, yang hanya sepuluh followers dan itupun semuanya sudah tak aktif lagi. Kini pembacanya hanya orang yang nyasar dan tak sengaja membuka blog ini, lalu menutupnya kembali karena tak jelas apa isinya. Lha saya aja juga suka nggak jelas nulis apa. Hahaha.

Sebotol kopi bermerk "Hari baik" tak kunjung membuat mood ini kembali baik. Karena ketika aku berhenti menuliskan kata demi kata ini, aku harus kembali ke realita bahwa besok itu UJIAN. Hanya saja, rasa malas ini masih berputar dan berlarian di kepalaku. Lalu si otak mendistribusikan saraf-sarafnya untuk membuat raga ini ogah membuka buku. Padahal di depanku sudah terpampang jelas sebuah kalimat penyemangat agar aku terus belajar. Tapi bak kertas kosong semua itu hanya tulisan dan aku membacanya sekilas dan sekiranya saja. Fungsi utama kertas-kertas itu hanya sebagai hiasan kamar.

But are we am I lost star, trying to light up the dark? No, I am lost star that trying to light up the mood and get back to my duty!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salahmu Sendiri

Rasanya seperti sudah terlalu lama berlari. Entah ini bisa disebut dengan berlari atau hanya jalan santai. But I tried. I tried a lot of things. But may be not that many juga sih. Banyak hal yang ujung-ujungnya diisi dengan sebuah ucapan, "salahmu sendiri sih". Mungkin aku tidak berlari sekuat yang lain, mungkin aku tidak berjuang sekeras yang lain, dan mungkin memang usahaku tidak pernah sebanding dengan yang lain. Jadi mengapa harus terus dibandingkan? Justru itu. Justru karena aku paham dengan konsep bahwa kesuksesan & kebahagiaan setiap manusia pasti selalu diliputi pengorbanan yang besar, membuatku terus menerus menekan diri sendiri. Merasa semua salah letaknya di diri ini. Tidak ada yang bisa dimaki kecuali diri sendiri. Dan perlahan semuanya terasa sesak. Untungnya masih ada beberapa tangan yang bisa diraih meski hanya sebentar. Lalu aku bisa kembali tersenyum barang sejenak dan melanjutkan hidup seperti biasanya. Dari semua perjalanan yang kualami, insecure menjad...

Balada Surat Cinta

" naemameulppaeseungeudae ..... " (Shinee-bodyguard) Suara alarm di ponselku berbunyi kencang. Kuambil ponsel dan kulihat, "Masih jam 5," batinku. Aku terduduk sambil mengumpulkan nyawa. Mataku masih seperempat terbuka. Pagi ini aku begitu lelah untuk bangun. Pasti ini imbas dari semalam -_-. Semalam aku lembur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas MOS. Mana tugasnya neko-neko pula. Dari yang suruh nyari makanan dengan inisial aneh sampai membuat surat cinta untuk kakak panitia. Mana harus kakak panitia lawan jenis, pakai bahasa Jawa pula. Oh.em.jong!! Rempong deh! Dari sekian tugas aku paling dodol kalau disuruh bikin surat-suratan. Baik itu surat pribadi, surat dinas, apalagi surat cinta. Aku stress berat. Hampir 1 jam aku cuma bolak-balik kertas HVS sambil mikir, "Nulis apa???" Hampir saja aku menyerah, kalau saja sahabatku (Uterr) tidak sms. Dia bertanya beberapa soal untuk tugas MOSnya. Karena aku sudah membantunya tak ada salahnya kalau aku j...

Percakapanku dengan Tuhan

Senin, 15 Desember 2014 19:20 Udara malam masuk melalui ventilasi jendela kamarku. Dingin ini membuatku terdiam. Masih dalam mukenaku, aku hanya duduk menghadap barat. Aku ragu untuk mulai berkata. Hanya saja ini penting untuk disampaikan, aku pun mulai membuka mulutku.... Aku : Ehhmm..... permisi. Maaf aku mengganggu lagi. Hanya saja, aku kembali menemui beberapa kebimbangan. Mungkin saja Engkau bisa membantuku meringankan. Cukup dengarkan, tak usah Kau jawab. Dia : . . . (sunyi) Aku : Entah mengapa perasaanku jadi kacau seperti ini. Bukankah seharusnya ketika seseorang memberi semangat kepadamu justru kita akan merasa bersemangat? Seharusnya kita lebih berusaha untuk melakukan suatu hal dengan sangat maksimal dari semangat mereka. Tapi aku aneh! Semangat-semangat mereka malah sedikit memberiku beban. Aku seperti harus benar-benar mewujudkan apa yang aku inginkan dari semangat itu. Aku mau... bahkan sangat mau mewujudkannya. Tetapi.... sah-sah sajakan aku memikirkan k...