Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Sejenak Kembali

Lagi-lagi momen yang pas untuk throw back ke setahun yang lalu. Ketika waktu terus berputar dan bagai memburu, aku berada di tengah tumpukan ilmu yang memaksa masuk ke dalam otak.  "Pantang pulang sebelum petang!!"  -Anonim- Sebuah kalimat sederhana yang kujadikan prinsip kala itu. Sebelum langit menggelap, tak akan aku pulang ke rumah atau berleha-leha tak jelas. Mungkin lelahnya sama seperti saat ini. Lelah karena laporan. Tapi itu lelah karena nyawaku masih mengawang, takdirku masih di awang. Membayangkan takdir apa yang akan terjadi sudah membuatku bergidik sendiri saat itu. Karena trauma penolakan yang berkali-kali membuatku tak bisa berhenti memikirkan hal buruk yang terjadi. Maka jadilah aku "anak nongkrong" di salah satu bimbel. Jam 9 pagi aku sudah berada di kelas untuk pelajaran, lanjut tambahan jam 11. Lalu selepas zuhur kulanjutkan mengerjakan soal di tempat les yang lain. Jika bosan, aku pindah ke perpustakaan kota atau restoran fast food ya

Ocehan Malam Ini

Kamis, 25 Februari 2016 pukul 19.48. "But are we all lost star, trying to light up the dark?" -Lost Star, Adam Levine- Penat rasanya kepalaku ini. Nyaris mendidih memikirkan segala bentuk permasalahan yang sebenarnya bukan masalah yang terlalu berat dan tak harus dipikirkan juga. Masih berputar dan mencoba memasukkan apa itu peptida, asam amino, zwitter ion, kovalen, non kovalen, hemoglobin, dan kawan-kawannya yang begitu menguras energi tapi tak kunjung membuat bobot badan ini berkurang. Adanya rasa lapar yang justru bertambah seiring berjalannya waktu. "Haaaahhhhh!!!!!" Kututup rapat segala catatan tengtang semua permasalahan itu. Sejenak khilaf bahwa besok ujian sisipan pertama mata kuliah tiga sks itu. Selesai satu masalah, masih ada presentasi acara 3 praktikum mikrobiologi dan laporan yang menunggu dan harus ditulis tangan. Begah bukan hanya untuk perut, tapu kini kepalaku. BEGAH!!!!! Ketika segalanya kutuang dalam balutan kata-kata di blog pribad

Salam Terakhirnya

Malam ini hujan masih turun dengan derasnya. Prakiraan cuaca juga mengatakan bahwa bulan ini puncak hujan di Pulau Jawa. Hujan - Lagu - Lalu semua memori itu terkuak begitu saja. Entah hari apa dan jam berapa kala itu, masih teringiang jelas ketika aku melihatnya untuk terakhir kalinya. Mengucap salam perpisahan dari jauh tanpa bisa bertemu langsung. Kala itu, awan di angkasa kelabu, aku berdiri di depan balkon kelas yang terletak di lantai dua. Pemandangan bawah hanya bagian teras kantor guru dan laboratorium biologi. Aku masih terus menunggunya setiap istirahat. Tanpa absen. Padahal waktu itu sudah jamannya selesai UNAS. Wajar saja jika DIA jarang ke sekolah. Tapi hari itu.... aku mendengar kabar bahwa akan dilakukan pembagian SKHUN, maka aku yakin DIA pasti ada. Mataku masih berputar dan radar canggih kunyalakan untuk mendeteksi setiap orang yang lewat. Hingga kacamata itu muncul. Caranya berjalan, tas yang biasa ia kenakan, kacamatanya, semua masih seperti terakhir kulih