Ketika mata ini kembali mentap ke belakang, ketika serpihan yang lalu kembali menusuk-nusuk keras. Hatiku gamang. Sakitnya muncul lagi. Baru saja aku tertawa lepas bersama mereka, kini senduku keluar. Menampik semua tawa barusan. Menyongsong sebuah kesedihan lama yang sudah terpendam.... Maaf Tuhan.
Aku... bukan aku tak mengikhlaskan semua. Aku sudah berusaha melupakan. Hanya saja, kenapa selalu muncul lagi? Sakitnya muncul lagi. Aku tak minta lebih ya Allah.... aku hanya mau membahagiakan kedua orangtuaku yang berusaha mati-matian untuk menyekolahkanku. Jujur aku kesal dan marah Ya Allah... bukan dengan Mu. Aku marah dengan diriku yang tak bisa melupakan pahitnya masa itu. Aku terus menyimpan dendam ini dalam diamku. Menguburnya dalam dengan harapan agar lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Tapi apa??? Pada akhirnya, satu kail mampu menarik mimpi buruk ini keluar lagi.
Bukan....bukan.... bukan aku tak ikhlas. Aku hanya kesal dan marah. Pada mereka yang dengan mudahnya memiliki segala hal dalam hidupnya. Iya... aku iri. Aku akui aku sangat iri dengan mereka. Aku tahu ini perbuatan dosa besar... tapi aku hanya manusia biasa ya Allah. Aku juga bisa iri. Kini aku iri... bahkan sangat iri. Iri ini menronta liar di hatiku, di jari-jariku yang dengan emosional menekankan ujung-ujungnya pada laptop ini.
Mereka... dari dulu hingga sekarang dengan mudahnya mendapatkan apa itu rejeki Tuhan. Dimudahkannya mereka dengan segala hal yang aku inginkan. Bahkan ketika aku sudah tak mengingat mereka, lalu tba-tiba mereka muncul dengan segudang kabar gembira mereka. Lagi.... dimudahkannya mereka dengan segala hal yang aku inginkan. Kapan??? Kapan setidaknya mereka merasakan sulitnya mendapatkan sesuatu? Kapan mereka merasakan perjuangan untuk mencapai suatu hal? Sebanyak itukah dosaku hingga mereka jauh-jauh lebih beruntung daripada aku? Maafkan aku ya Allah... maaf atas segala kelancanganku barusan. Ampuni aku Ya Allah.
Kenapa aku harus mengalami ini??? Aku tahu ini pertanyaan paling dosa yang pernah kucurahkan. Hanya saja ijinkan aku menumpahkan semuanya dalam tulisan ini. Setidaknya bukan langsung kucurahkan pada-Mu. Meski Kau Mahatahu. Ijinkan aku menumpahkan segala emosiku di sini... perkenankanlah Ya Allah.... dan ampunilah dosa-dosaku......Amiin.
Komentar
Posting Komentar