Langsung ke konten utama

My Live My Adventure

Hidupku adalah petualanganku.
Udah hampir 15 tahun aku hidup di dunia dengan segala pengalaman yang terjadi. Mulai dari yang masih cengeng, kenal ama temen, sahabatan, kontoversi genk, prestasi di sekolah, permusuhan, jatuh cinta sampe patah hati. Gak nyangka juga sekarang aku udah mau lulus smp. Semua terasa cepet banget.

Aku sempet mikir, kayaknya baru kemaren aku digendong ibukku, makannya disuapin, bobok nya ditemenin. Tapi terlepas dari itu, pada kenyataannya aku udah gede. Umurku udah di atas 10 tahun. Pemikiran dewasaku pun juga sudah muncul. Aku udah tau mana yang bener dan mana yang salah. Aku juga bisa mikir tentang masa depanku nanti. Aku mau nerusin sekolah dimana, aku kerja apa, dan bakal tinggal dimana.

Di kehidupanku yang makin tua ini, aku berusaha untuk jadi pribadi yang baik dan disenangi semua orang. Aku bersikeras untuk menghilangkan berbagai sifat buruk yang timbul akibat sifat emosionalku yang tinggi. "Menjilbabi hati lebih sulit daripada menjilbabi fisikmu." itu yang dibilangin ama om Prap (guru b.indo di neutron). Yap, aku berusaha untuk menjilbabi hatiku terlebih dahulu. Banyak banget kan orang yang udah pake jilbab fisiknya tapi hatinya masi kotor. Toh, kalo gitu lebih baik gak berjilbab fisik tapi hatinya berjilbab sangat rapi.

Yah, bagi yang berjilbab fisik kayak aku, jangan merasa kesindir. Aku juga yang berjilbab masih sering misuh, ngerasani orang, dan hal-hal lain yang mengakibatkan dosa. Namanya juga manusia, gak akan pernah luput dari dosa. Ustadz ama Kiai aja juga punya dosa. Tuh, Ustadz Jefry. Dulu diakan bekas pemakai narkoba, tapi sekarang jadi ustadz beken. Itu berarti, ada saatnya dimana nanti semua orang akan mendapat hidayah dari Tuhan. Tapi tergantung kita nya juga sih. Kalo kita sadar ya tobat, tapi kalo gak ya tetep kayak gitu.

Selama hidup ini, aku juga udah ngalamin banyak masalah. Setelah aku pikir-pikir masalah itu mungkin salah satu cobaan dari Tuhan. "Semakin kita beriman, semakin Allah akan mengetes keimanan kita" itu kata bapakku. Emang bener sih. Kalo kita sanggup menghadapi tu cobaan pasti akan nambah satu tanda centang di note pahala kita. Tapi kalo kita ngadepin cobaan pake emosi ya paling cuma nambah 1 atau 2 tanda 'X' do note dosa kita. Hayo mau pilih yang mana?

Wah, sumpah postingan yang ini aku bener-bener bisa berpikir dewasa. Aku kok bisa ya nulis kayak gitu? Aku wae bingung. Hahahaha....... Ya intinya sih, seiring berjalannya waktu aku 'Dina Dwi Ratnasari' akan terus berubah. Dina yang dulu emosian, egois, dan gampang terpancing bakalan berubah menjadi Dina yang lebih sabar, tenang, dan berpikir 2 kali sebelum mengambil keputusan. Dan aku akan menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paus Biru

"Kebanyakan paus berkomunikasi melalui " Nyanyian Paus " dengan frekuensi 10-39 Hz. Namun PAUS BIRU hanya mampu bernyanyi pada frekuensi 52 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa tak akan ada paus lain yang bisa mendengar panggilan Si Paus Biru bahkan untuk mengetahui keberadaannya. Begitu pula Si Paus Biru, yang tak akan menyadari bahwa Ia sebenarnya tak SENDIRIAN ." Pernah merasa sepi di tengah keramaian? Merasa sunyi diantara hiruk pikuk? Merasa sendiri diantara orang-orang? Suatu saat aku berada dalam sebuah situasi, di mana aku harus kembali menyesuaikan diri karena itu bukan lingkungan asliku. Mencoba menyamai dengan segala usaha agar aku terlihat sama. Tertawa ketika lucu, menangis ketika sedih, dan mengekspresikan hal lain sesuai kodratnya. Namun pada akhirnya aku kembali tersadar,  aku hanya Si PAUS BIRU. Bernyanyi sendiri dalam frekuensiku. Mencoba memanggil paus lain yang tentu tak akan mendengar nyanyianku. Ketika bertemu hanya saling menatap dan me...

Menghitung Bintang

Seperti kembali menghitung ribuan bintang di langit. Lupa sudah berapa banyak bintang yang terhitung. Akhirnya kembali menghitung semua bintang itu dari awal. Masih sama seperti dulu, ketika mulut tak mampu berbicara, mata hanya mampu memandang, dan hati hanya terus berharap dalam diam. Ketika semua sudah terjadi dan terlanjur, mungkin tertawa hambar bisa jadi penghibur lara meski hanya sesaat.  Adakah kantung besar untuk menampung semua bintang-bintang yang sudah kuhitung? Agar aku tak perlu lelah untuk kembali menghitungnya dari awal ketika aku lupa. Karena dengan begitu, ketika ada orang bertanya, "Berapa banyak bintang yang sudah kau hitung?" Aku akan dengan yakin menjawab, "Sudah banyak." Karena kantung yang kukumpulkan juga sudah banyak, bahkan sangat banyak. Terlalu banyak sudah bintang yang kuhitung. Entah sudah berapa banyak juga aku mengulang hitungan tersebut. Sekali lagi, aku hanya butuh kantung untuk bintang-bintangku. Mungkin jika memang ada k...

Tentang Negeri Sejuta Mimpi #edisi17an

Assalamualaikum :D Dirgahayu Indonesia yang ke-69!!!! Meski sudah 69 tahun, semoga semangat kita tetap seperti layaknya pejuang '45 yaaa :) Amiin. Entah mengapa, gara-gara film Adriana yang pernah tayang di salah satu stasiun TV swasta, aku jadi jatuh cinta sama genre novel baru. Fiction History . Sebuah genre yang menggabungkan kisah fiksi dengan kenyataan sejarah yang terjadi. Akibatnya pula, aku jadi bela-belain beli novel Adriana yang asli. Bahkan covernya pun masih yang cetakan 2010.  Pelan-pelan aku baca kisah itu. Aku coba pelajari sejarah ibu kota yang terangkum secara jelas di novel itu. Alhamdulillah...novel itu sukses membuka rasa nasionalisku. Meski tak sepenuhnya, tapi kini aku sadar ternyata nasionalisme itu sangat penting bagi pelajar sepertiku. Bahkan bagian yang paling seru dalam novel tersebut aku baca tepat saat malam tirakatan. Secara aku bukan warga yang baik, aku memilih berkeliling Jogja dan membaca novel ketimbang duduk bersila mendengarkan pidat...