Ketika mata ini kembali mentap ke belakang, ketika serpihan yang lalu kembali menusuk-nusuk keras. Hatiku gamang. Sakitnya muncul lagi. Baru saja aku tertawa lepas bersama mereka, kini senduku keluar. Menampik semua tawa barusan. Menyongsong sebuah kesedihan lama yang sudah terpendam.... Maaf Tuhan. Aku... bukan aku tak mengikhlaskan semua. Aku sudah berusaha melupakan. Hanya saja, kenapa selalu muncul lagi? Sakitnya muncul lagi. Aku tak minta lebih ya Allah.... aku hanya mau membahagiakan kedua orangtuaku yang berusaha mati-matian untuk menyekolahkanku. Jujur aku kesal dan marah Ya Allah... bukan dengan Mu. Aku marah dengan diriku yang tak bisa melupakan pahitnya masa itu. Aku terus menyimpan dendam ini dalam diamku. Menguburnya dalam dengan harapan agar lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Tapi apa??? Pada akhirnya, satu kail mampu menarik mimpi buruk ini keluar lagi. Bukan....bukan.... bukan aku tak ikhlas. Aku hanya kesal dan marah. Pada mereka yang dengan mud...